
Gunungkidul, (Matahatinews.com)–Warga dari beberapa Padukuhan di wilayah Kalurahan Mertelu Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, melakukan ritual adat Kenduri Rasulan. Puncak kenduri dalam rangka Merti Desa/kalurahan Mertelu tahun 2022 dipusatkan di Petilasan Migit Sunan Kalijaga pada Sabtu, 23 Juli 2022.
Sumarno, sebagai pengelola Petilasan Migit Sunan Kalijaga menuturkan bahwa ritual budaya kenduri warga yang dipusatkan di petilasan Migit Sunan Kalijaga ini adalah merupakan puncak rangkaian acara Kirab Budaya Rasulan.
Sebelumnya diisi dengan atraksi seni dan budaya kelompok tari anak – anak Kalurahan Mertelu dan juga kelompok seni Jatilan dan Reog Doger Tedjo Manggolo Mudho.



Lebih lanjut Sumarno menuturkan bahwa cerita singkat sejarah petilasan Sunan Kalijaga ini diyakini secara turun temurun yang menjadi cikal bakal desa Mertelu.
“Dulunya bernama Mentelu atau artinya hanya tiga saja,” ujarnya.
Sumarno menceritakan berdasarkan dari nenek moyangnya bahwa dulu ada wali yang datang dan menginap disini dan ditemani tiga orang.
Wali tersebut disabda bahwa disini itu “Mentelunya” makanya disekitar pusat petilasan ini hanya boleh dihuni oleh tiga kepala keluarga saja, selebihnya tidak boleh.
” Makanya sampai saat ini tidak ada yang berani melanggar,” tuturnya.
Ditambahkan Sumarno bahwa kepercayaan itu dihormati oleh seluruh warga masyarakat desa Mertelu sebagai wujud penghormatan kepada para tokoh cikal bakal yang membuka pertama kali desa/kalurahan Mertelu yaitu Mbah Duwur.
“Selain juga Sunan Kalijaga yang pernah mampir ke Desa Mertelu dalam rangka penyebaran agama Islam di wilayah ini,” akhirnya.
Sementará itu, Lurah Mertelu, Sukirno, menanggapi kenduri yang dipusatkan di Petilasan Minhgit mengatakan bahwa intinya kenduri yang dilaksanakan merupakan do’a bersama.
Doa sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa berupa kesehatan dan kesejahteraan karena hasil panen masyarakat Kalurahan Mertelu sudah berhasil dengan baik.
Tumpeng kenduri Rasulan sebagai perwujudan hasil bumi yang melambangkan kemakmuran masyarakat Mertelu.
“Usai didoakan makanan kemudian dibagikan kepada seluruh warga yang antusias mengikuti prosesi ritual budaya ini,” ujar Sukirno.
Hal yangsama diungkapkan Panewu Anom Kapanewon Gedangsari, Eko Krisdianto, sebagai Desa/Kalurahan Rintisan Budaya, kenduri ini adalah untuk melestarikan budaya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rezeki yang diberikan kepada masyarakat Mertelu.
“Selain itu, juga sebagai ajang pentas seni dan budaya yang ada bisa ditampilkan untuk menyambut acara bersih desa/kalurahan,” tuturnya.
Panewu Anom berharap semoga acara ini menjadi referensi dan sebagai tolok ukur nanti untuk jadi Desa/Kalurahan Budaya meskipun saat ini baru jadi rintisan desa/kalurahan budaya.
(W. Joko Narendro)