
Gunungkidul, (Matahatinews.com)–Sumanto (50) petani dari Gunungkunir, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, suses mengembangkan tanaman agrowisata jenis buah kelengkeng.
Nampaknya Sumanto tidak mau berpangku tangan hanya melihat mobil motor para wisatawan lewat ke pantai Wediombo di depan rumah.
“Saya kepingin juga menikmati keuntungan dari para wisatawan, bagaimana caranya agar mau mampir, sehingga saya kepikiran untuk menanam pohon kelengkeng sebagai ampiran para wisatawan” kata Sumanto.
Rombongan Dinas Pertanian dan Pangan yang dipimpin Ir.Luh Gde Suastini Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan DPP Gunungkidul berkunjung ke kebun kelengkeng milik Sumanto sekaligus melaksanakan monitoring pengembangan kelengkeng di Semanu.
Awalnya Sumanto menanam kelengkeng pada tahun 2017 sehingga saat ini rata rata sudah umur 4 tahun. Jumlah kelengkeng yang ditanam sejumlah 138 pohon dari lahan seluas 2000 m2.
Pada tahun 2021 tambah 35 kelengkeng baru. Jenis kelengkeng yang ditanam adalah varietas New Chrystal atau Kelengkeng Kristal.
Selama empat tahun ini sudah panen 3 kali panen di tahun ke 2 sudah panen 350 kg dengan harga Rp 30.000,- per kilogram petik di lahan.
Pada tahun ketiga rata rata setiap batangnya mampu berproduksi 15 kilo sampai 20 kilogram buah kelengkeng, bahkan pada panen tahun keempat di 2021 ada beberapa pohon bisa benrbuah mencapai 33 kilogram per batangnya.
Sampai saat ini dari 138 batang pohon kelengkeng masih 27 batang yang belum berbuah. Yang lain sudah dinikmati hasilnya setiap tahun.
Ditanyakan rahasia keberhasilan penanaman kelengkeng hingga bisa berbuah lebat Sumanto menjelaskan bahwa pertama kali dia berkenalan dengan Iriawan Jatiasmoro penggiat Kebun Insinyur yang menyarankan penanaman kelengkeng dengan system tanam dalam bis beton sehingga kebutuhan air dan pupuk bisa terkontrol.
Kenyataannya tanaman bisa tumbuh bagus dan berbuah, untuk pemupukkannya dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 200 gram per pohon dengan pupuk NPK.
Selanjutnya masalah pemasaran kebun kelengkengnya tidak menjadi masalah sesuai impiannya para wisatawan pantai Wediombo banyak yang mampir ke kebun kelengkeng dan membelinya.
Selain itu Sumanto juga berkerja sama dengan Penggiat Subur Bumi komunitas yang ikut memasarkan kebun kelengkeng sehingga banyak tamu ke kebunnya. Setiap hari selalu tersedia kelengekeng siap petik di kebun.
Pada kesempatan yang sama Ir. Luh Gde Suastini menjelaskan bahwa Dinas Pertanian dan Pangan juga mengembangkan kelengkeng di Gunungkidul pada tahun 2021 seluas 70 hektar dengan rincian 40 hektar di Semin, 20 hektar di Patuk dan 10 hektar di semanu termasuk di poktan Sumanto.
Harapannya semua petani kelengkeng bisa mencontoh pola pengelollan kebun Sumanto sehingga sukses berbuah.
Ternyata Gunungkidul sangat berpotensi pengembangan buah seperti Kelengkeng, Alpukat, dan lainnya.
(W. Joko Narendro)