
Gunungkidul, (Matahatinews.com)–Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta beberapa bulan yang lalu melaunching program kemitraan peternak budidaya ayam jowo super (joper) di wilayah Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Namun program kemitraan peternak ayam joper di wilayah Kapanewon Nglipar, Gunungkidul kisruh, akhirnya peternak ayam yang menjadi korbannya.
Pono, Warga Padukuhan Kedungpoh Kidul, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar sebagai Ketua kelompok peternak ayam joper menuturkan, sosialisasi awal, program kemitraan ayam Joper ini masyarakat supaya membuat kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 10 KK dan setiap KK cukup menyediakan kandang ukuran 3×4 meter. Kadang dengan ukuran 3×4 tersebut bisa muat 100 ekor ayam joper.
“Pakan, DOC bahkan vaksin akan diberikan, kelompok tinggal memeliharanya,” ujar Pono, Senin, 06/12/2021.



Estimasinya setiap 100 ekor joper, peternak mendapatkan keuntungan dari hasil selisih penjualan setelah panen dikurangi biaya pembelian pakan pengadaan DOC dan operasional. Kurang lebih keuntungannya diantara Rp 500 ribu sampai 1 juta rupiah.
“Yang mensosialisasikan pada waktu itu Pak Herlambang dan Pak Jalu Sunaryo dari CV. Yudha Mulya,” kata Pono, Senin, 06/12/2021.
Bahkan, lanjut Pono, Pak Herlambang mengatakan bahwa program ini adalah program Bupati Gunungkidul. Otomatis Masyarakat semakin antusias untuk bergabung menjadi mitra peternak ayam joper.
Ditempatnya membuat 2 kelompok, yang masing-masing kelompok ada 10 kepala keluarga (KK).
Berjalanya waktu, pihak CV mulai ingkar janji, dari mulai keterlambatan pakan hingga puncaknya ayam diambil oleh pihak CV, tetapi tidak ada upah jerih payah kepada peternak.
Hingga saat ini setiap dihubungi dari pihak CV tidak merespon. Akibatnya program ini menjadi kisruh karena tidak ada tanggungjawab dari pihak CV Yudha Mulya.
Sementara itu, Krismadi Joko Purnomo, koordinator program kemitraan ayam joper Kapanewon Nglipar, membenarkan bahwa ada kekisruhan peternak ayam joper di wilayahnya.
Bahkan tidak hanya di Dusun Kedungpoh, di Dusun Kedungkeris juga ada 2 kelompok kemudian di Dusun Kwarasan juga ada peternak ayam joper.
Ia juga merasa mrnjadi korban program kemitraan peternak ayam joper ini, karena dengan adanya komplain dari masyarakat, pihak-pihak yang terkait tidak bisa dihubungi.
Namun Joko membantah bahwa program ayam joper ini program nya Bupati.
“Masyarakat hanya salah menafsirkan saja, hanya memang waktu itu program ini dilaunching Bupati Gunungkidul,” pungkasnya.
(W. Joko Narendro)