
Gunungkidul, (Matahatinews.com–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul lakukan audiensi dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) guna meningkatkan Kesehatan Masyarakat, Hewan, dan Lingkungan. Audiensi ini membahas mengenai kerja sama dibidang kesehatan untuk masyarakat, hewan dan lingkungan. AIHSP sendiri sudah berkerja sama dengan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2020.
Dalam presentasinya John Leigh dengan konsep “One Health” penting sekali untuk mengatasi penyakit atau virus yang menyerang masyarakat, hewan dan lingkungan.
“Konsep dan program kita ini untuk mencegah dan mengatasi serta menekan penyakit dan virus pada masyarakat, hewan dan lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang sehat, ” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bentuk kerjasama ini selain memberikan vaksin baik vaksin untuk masyarakat seperti covid-19, juga memberikan vaksin untuk hewan yakni anthrax dan PMK serta melakukan pelatihan untuk meningkatkan keahlian SDM.
Untuk mempersiapkan program “One Health” yang akan dijalankan dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, AIHSP pun meminta untuk mempersiapkan sektor yang nantinya akan terkait dengan program, memetakan peluang dalam penerapan “One Health”, pembentukan tim kerja, serta mempersiapkan 2 Kapanewon percontohan.
Menanggapi 2 Kapanewon yang akan menjadi percontohan, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto memberikan rekomendasi Kapanewon Gedangsari dan Kapanewon Ponjong, pemilihan 2 Kapanewon tersebut pun bukan tanpa alasan.
“Untuk pemilihan Kapanewon yang akan dijadikan projek percontohan, mungkin untuk puskesmas bisa Kapanewon Gedangsari menyangkut minimnya akses didaerah tersebut, dan untuk puskeswan bisa kita rekomendasikan puskeswan Kapanewon Ponjong, ” ucapnya.
Ia juga menyampaikan banyak terima kasih atas pengajuan kerjasama ini menyangkut masih minim dan sangat dibutuhkannya penanganan penyakit dan virus di Gunungkidul ditambah Indonesia saat ini sedang dilanda penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak mengingat banyaknya masyarakat Gunungkidul yang memelihara ternak.
Wibawanti Wulandari selaku Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam tanggapannya mengenai PMK di Gunungkidul
ada kasus kumulatif total sebanyak 1207 hewan ternak, 607 kasus aktif, 13 mati, 582 sembuh, dan 11 dipotong paksa.
“Selama Wabah PMK, kita (Dinas Peternakan) telah melakukan penutupan pasar hewan selama 2 pekan untuk menekan penyebaran PMK, kemudian kita buka lagi tentunya dengan pengawasan yang ketat, ” ucapnya.
Dengan adanya pengajuan kerjasama ini harapannya bisa bersinergi untuk mensosialisasikan pentingnya vaksin untuk hewan ternak menyangkut salah satu kendala yakni tidak semua pemilik ternak mau hewan ternaknya di vaksin.
Menutup audiensi John Leigh berharap bisa segera dilaksanakan penandatanganan MoU dan dapat segera menjalankan program “One Health” guna mewujudkan lingkungan yang sehat.
(W. Joko Narendro)